Selasa, 26 Oktober 2010

Curhat Kereta

Kayaknya bukan hanya pengguna kendaraan roda empat ataupun kendaraan roda dua yang harus berlama-lama tercebak macet di jalan, pengguna kereta juga loh... Kemarin, seperti biasa pukul 16.00 saya berjalan dari kantor menuju stasiun Pocin, karena hujan cukup lebat saya tidak bisa berjalan secepat biasanya dan saya harus ketinggalan kereta yang biasa saya naiki. Saya pikir gak apa-apalah toh kereta selanjutnya biasanya tiba di stasiun pukul 16.45, tapi ternyata kereta baru tiba sekitar pukul 17.35 an. Saya pikir pasti ada yang gak beres sama kereta yang mau saya naiki dikarenakan jalannya yang memang tidak secepat biasanya, dan benar saja kereta yang saya tumpangi berhenti tidak jauh dari stasiun Depok Baru.

Semua orang yang ada di dalam kereta panik karena mendengar suara listrik konslet, untungnya di dalam kereta saya tidak sendiri dan ternyata kereta tidak bisa melanjutkan perjalanan karena ada pantograf kereta yang patah. Bersama dengan dua teman wanita saya, akhirnya kami memutuskan untuk turun dari kereta dan berjalan menuju stasiun Depok Baru. Di tengah perjalanan ada KRL Ekspres lewat, para penumpang yang berjalan di tengah rel akhirnya berlari ke pinggir rel, tapi ada sebagian penumpang yang meluapkan kekesalannya dengan melempari kereta yang lewat tersebut dengan batu. Saya dan kedua teman saya cuma bisa teriak-teriak sambil menutupi kepala kami karena takut lemparan batu itu akan terpental balik ke arah kami.

Sampai di stasiun, diumumkan ada kereta ekonomi tujuan ke Bogor yang akan lewat. Saya dan kedua teman saya sudah bersiap-siap dengan sekuat tenaga untuk menaiki kereta tersebut. Karena badan saya yang paling kecil dan tidak punya cukup banyak tenaga untuk mendorong agar dapat masuk, akhirnya saya hanya bisa berdiri di dekat pintu masuk kereta. Sempet deg-degan juga, tapi kalau harus menunggu kereta berikutnya lagi, saya pasti akan pulang lebih malam lagi. Saya terus berusaha masuk dibantu oleh para penumpang lain dan akhirnya bisa masuk dan bertemu dengan kadua teman saya. Saat bertemu dengan kedua temen saya kita cuma ketawa-ketawa aja, dan teman saya mengingatkan, "Ayo gak boleh marah kalau naik kereta ekonomi!", saya dan para penumpang yang lain cuma senyum-senyum saja. Para penumpang kereta ekonomi memang setiap hari harus merasakan kedorong, keinjak, kejepit dan semua itu melatih kita untuk gak gampang marah.

Naik kereta ekonomi ternyata banyak hikmahnya loh... di samping melatih kesabaran, ada seorang pegawai yang bilang, "Naik kereta ekonomi tuh latihan fisik untuk bekal naik haji", wah ada-ada aja yah segala hikmah positif dari setiap kejadian yang tidak mengenakkan.

6 komentar:

  1. aku pernah tuh ngalamin ketinggalan kereta di tanah Abang...buru2 ngejar kereta jam 10 pagi,,,eh,, pas udah di sana gak bsa masuk kereta gara2 berebutan...akhirnya nunggu kereta selanjutnya jam 2 siang...pas bulan puasa pula...hiks..hiks...

    kok malah curhat..hehehe

    BalasHapus
  2. wah bener tuh Bund
    soalnya kalo haji kan berdesak-desakannya jauh lebih parah lagi. apalagi kita harus berjuang survive didesak oleh jamaah haji dari bangsa lain yang notabene ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari kita...

    BalasHapus
  3. Dija juga pingin naik kereta api Bund...
    Dija belom pernah

    doain ya Bun, supaya Dija bisa naik kereta api

    BalasHapus
  4. wah mengingatkan masa lampau
    ketika masih jadi pegawai, saya juga penumpang kereta api yang setia

    BalasHapus
  5. @Riesta, emang sebel bgt yah klo ketinggalan kereta :(
    @Mbak Elsa, bener bgt mbak...
    @Dija, aduh Dija naik keretanya jgn naik kereta ekonomi yah... gak tega klo kmu naik kereta kayak gt...
    @LIB, kita sama yah mbak...
    @secangkir teh dan sekerat roti, kapan2 nyobain deh...

    BalasHapus