Kamis, 17 Desember 2009

Menghidupkan perpustakaan sekolah sebagai solusi

Saya kurang mengerti arti "sekolah gratis" menurut pemerintah, tapi menurut saya, sekolah gratis yg diprogramkan pemerintah hanya diartikan kita tidak perlu membayar SPP setiap bulan. Sedangkan untuk buku teks, LKS dan seragam kita msh membelinya sendiri. Saya juga tidak tahu apakah sarana buku elektronik dari depdiknas sudah bisa dimanfaatkan oleh semua murid di seluruh Indonesia.

Pada saat saya sekolah dulu di SLTP & SLTA, saya tidak perlu membeli buku teks bhs. inggris karena semua siswa dipinjamkan buku tersebut oleh perpustakaan sekolah untuk bisa dipakai selama kita belajar di sekolah tersebut dan bisa dibawa pulang, tapi harus dikembalikan setelah kita naik kelas karena buku tersebut akan dipakai kembali oleh adik kelas kita. Saya tidak tahu apakah program ini msh berjalan atau tidak. Dengan harga buku teks yang lumayan mahal bahkan sangat mahal bagi kalangan masyarakat ekonomi tertentu, saya pikir program ini perlu dilanjutkan dan perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam program ini.

Jika pemerintah memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan menyediakan buku teks seluruh mata pelajaran sebanyak seluruh murid, tentunya dapat membantu kelancaran program sekolah gratis. Masyarakat tentunya sudah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli buku teks, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sekolah yang lain. Karena berdasarkan pepengalaman saya menjadi seorang murid, saya kurang bisa memahami materi pelajaran dengan baik tanpa buku teks, karena materi yang ada pada LKS ataupun pemaparan guru yang diberikan di sekolah kurang cukup bagi saya (apa sayanya yang oon yah..he..he..)dan mungkin juga dirasakan oleh murid-murid yang lain. Dan saya rasa pemerintah harus memberikan fasilitas ini jika menuntut seorang murid mencapai nilai tertentu untuk mencapai kelulusan dan merata di seluruh Indonesia.

Saya menyadari bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi program ini patut dicoba untuk membantu masyarakat kita yang kurang mampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar